Jumat, 17 Juni 2011
Kamis, 02 Juni 2011
Kemenangan Atas Tragedi
Kamis, 02 Juni 2011
Yakobus 1:17“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 4; Yohanes 14; 1 Tawarikh 20-22
Kunci untuk memahami tragedi adalah memahami sumbernya. Kematian, sakit hati, dan bentuk tragedi lainnya yang masuk ke dunia ini akibat dosa. Ketika manusia pertama, Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden, mereka bukan sekedar melakukan sesuatu yang dilarang Allah. Itu adalah pemberontakan terang-terangan yang memalukan terhadap Allah yang telah menciptakan mereka dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Perbuatan mereka merupakan penyerahan terhadap godaan untuk “menjadi seperti Allah” (Kejadian 3:5).
Setiap kuburan, rumah sakit, penjara, ruang sidang menjadi saksi dari pemberontakan yang mengerikan tersebut. Saya tidak tidak sepenuhnya mengerti mengapa Allah mengizinkan kejahatan terjadi. Namun, yang pasti kejahatan bisa kita lihat, dengar dan alami karena kita hidup dalam dunia yang jahat. Oleh karena itu, jangan pernah menganggap enteng dampak dari dosa.
Apakah tragedi dosa yang terbesar? Itu adalah salib - karena jika bukan karena dosa, Yesus tidak harus mati. Tetapi Yesus menang atas tragedi dan kita pun dapat seperti itu, berkat Dia.
Kristus adalah anugerah terbaik yang diberikan Allah Bapa bagi kita, umat manusia.
Sumber: Hope for Each Day; Billy Graham; Penerbit Metanoia
Guru Kreatif
Dunia belajar mengajar adalah dunia yang terus berkembang. Seorang guru yang terus menerus gunakan metode dan pendekatan yang sama saat mengajar, akan terlihat menjadi guru yang hanya menjalankan rutinitas. Terbayanglah sudah jika seorang individu hanya menjalankan rutinitas belaka, maka ia sendiri sebagai pelaku akan mudah terjebak untuk menjadi jenuh dan cepat jadi bosan pada profesi yang menjadi pilihannya. Jika ia tidak bosan maka yang terjadi individu tersebut akan menjadi ‘stagnan’ alias diam ditempat, tidak berkembang dan lupa untuk belajar.
Salah satu jembatan yang bisa menghubungkan antara antusiasme, suasana hati seorang guru dan tugas kesehariannya sebagai pendidik adalah hal yang disebut sebagai ‘perencanaan’. Dengan merencanakan guru bisa menikmati profesinya sambil bisa menikmati kehidupan sosialnya. Saya tidak akan menulis tentang bagaimana cara merencanakan yang baik, tetapi saya akan ajak mengenali guru-guru yang merencanakan pembelajarannya dengan baik. Adapun ciri-ciri mereka adalah;
1. Sudah ada di kelas sebelum kelas dimulai, waktunya bisa 5 sampai 10 menit sebelum siswa datang ke kelas. Dengan demikian ia tidak sering berdiri membelakangi siswa saat menulis atau melakukan persiapan sesuatu dalam mengajar.
2. Tidak sekedar membawa ‘dirinya’ saja, tapi juga tampil dengan bahan dan sumber belajar, seperti misalnya kartu permainan untuk guru bahasa, dan alat peraga yang sederhana yang sifatnya bersifat ‘hands on’ yang bisa dipakai oleh siswanya di kelas.
3. Mulai kelas dengan tepat waktu, guru yang merencanakan pembelajarannya dengan baik tidak sabar untuk segera mencoba ‘formulanya’ di kelas.
4. Jika mengajar hanya satu jam pelajaran ia akan memaksa siswanya untuk siap segera memulai kegiatan dan langsung memberikan arahan serta instruksi pekerjaan pada siswa. Ia tidak akan membiarkan siswa kehilangan arah dan mulai berulah mengobrol atau mengganggu temannya. Semuanya sibuk karena sudah ada pekerjaan yang mesti dikerjakan.
5. Jika ia mengajar lebih dari 2 jam pelajaran, ia akan membagi siswanya dalam group dengan rotasi dengan alokasi waktu yang sama. Group berguna untuk membuat siswa mnjadi sibuk. Siswa yang sibuk apalagi dengan tugas bermakna menjadi ciri suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
6. Ia akan banyak mengajukan pertanyaan pada siswanya di kelas, siswa akan diarahkan dengan pertanyaan dan bukan dengan ceramah atau perintah.
7. Penugasan kepada siswa dilakukan dengan pola penugasan ‘paket’ yang terdiri dari soal yang sedikit, ringkas tapi menantang.
8. Ia akan selalu melihat jam, tapi bukan karena ia bosan. Ia melihat jam demi memastikan semua target pembelajarannya hari ini tercapai dan memenuhi hasrat pengabdian profesional sebagai guru.
9. Selalu tersenyum saat menerangkan dan tidak mudah marah saat ada siswa yang berbuat kesalahan. Hal ini terjadi karena ia yakin dengan arah pembelajarannya dan panik hanya karena ada satu saja siswa yang berulah.
10. Suasana kelasnya ‘turun naik’, artinya tidak melulu sunyi senyap, tapi juga ‘meriah’ jika siswa sedang diajak untuk belajar dengan debat, kuis atau kompetisi kecil yang menyenangkan. Saat itu terjadi ia akan cepat menutup pintu khawatir akan mengganggu kelas lain, hal ini cepat diantisipasi karena masuk dalam perencanaannya sebelum mengajar.
Salah satu jembatan yang bisa menghubungkan antara antusiasme, suasana hati seorang guru dan tugas kesehariannya sebagai pendidik adalah hal yang disebut sebagai ‘perencanaan’. Dengan merencanakan guru bisa menikmati profesinya sambil bisa menikmati kehidupan sosialnya. Saya tidak akan menulis tentang bagaimana cara merencanakan yang baik, tetapi saya akan ajak mengenali guru-guru yang merencanakan pembelajarannya dengan baik. Adapun ciri-ciri mereka adalah;
1. Sudah ada di kelas sebelum kelas dimulai, waktunya bisa 5 sampai 10 menit sebelum siswa datang ke kelas. Dengan demikian ia tidak sering berdiri membelakangi siswa saat menulis atau melakukan persiapan sesuatu dalam mengajar.
2. Tidak sekedar membawa ‘dirinya’ saja, tapi juga tampil dengan bahan dan sumber belajar, seperti misalnya kartu permainan untuk guru bahasa, dan alat peraga yang sederhana yang sifatnya bersifat ‘hands on’ yang bisa dipakai oleh siswanya di kelas.
3. Mulai kelas dengan tepat waktu, guru yang merencanakan pembelajarannya dengan baik tidak sabar untuk segera mencoba ‘formulanya’ di kelas.
4. Jika mengajar hanya satu jam pelajaran ia akan memaksa siswanya untuk siap segera memulai kegiatan dan langsung memberikan arahan serta instruksi pekerjaan pada siswa. Ia tidak akan membiarkan siswa kehilangan arah dan mulai berulah mengobrol atau mengganggu temannya. Semuanya sibuk karena sudah ada pekerjaan yang mesti dikerjakan.
5. Jika ia mengajar lebih dari 2 jam pelajaran, ia akan membagi siswanya dalam group dengan rotasi dengan alokasi waktu yang sama. Group berguna untuk membuat siswa mnjadi sibuk. Siswa yang sibuk apalagi dengan tugas bermakna menjadi ciri suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
6. Ia akan banyak mengajukan pertanyaan pada siswanya di kelas, siswa akan diarahkan dengan pertanyaan dan bukan dengan ceramah atau perintah.
7. Penugasan kepada siswa dilakukan dengan pola penugasan ‘paket’ yang terdiri dari soal yang sedikit, ringkas tapi menantang.
8. Ia akan selalu melihat jam, tapi bukan karena ia bosan. Ia melihat jam demi memastikan semua target pembelajarannya hari ini tercapai dan memenuhi hasrat pengabdian profesional sebagai guru.
9. Selalu tersenyum saat menerangkan dan tidak mudah marah saat ada siswa yang berbuat kesalahan. Hal ini terjadi karena ia yakin dengan arah pembelajarannya dan panik hanya karena ada satu saja siswa yang berulah.
10. Suasana kelasnya ‘turun naik’, artinya tidak melulu sunyi senyap, tapi juga ‘meriah’ jika siswa sedang diajak untuk belajar dengan debat, kuis atau kompetisi kecil yang menyenangkan. Saat itu terjadi ia akan cepat menutup pintu khawatir akan mengganggu kelas lain, hal ini cepat diantisipasi karena masuk dalam perencanaannya sebelum mengajar.
Langganan:
Postingan (Atom)