Senin, 23 Mei 2011

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada? Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini.

PROFESOR :"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya".

"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi.

"Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab,
"Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.

Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Apakah kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab,

"Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas."

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja gelap itu ada."

Mahasiswa itu menjawab,

"Sekali lagi anda salah, Pak.Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak."

"Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna."

"Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab,

"Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab,

"Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan."

"Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Tuhan di hati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Dan mahasiswa itu adalah,

Albert Einstein.





NB : meniadakan kehadiran tuhan akan menimbulkan kejahatan, dekatkanlah diri kita dengan tuhan..untuk jauh dari kejahatan.

Jumat, 20 Mei 2011

Apakah Kubur Kosong Yesus Itu Historis?

Adakalanya jenazah-jenazah hilang dalam picisan dan kehidupan nyata, tetapi jarang ditemukan sebuah kubur yang kosong.
Pokok pembahasan mengenai Yesus bukanlah ia tidak dapat dilihat di mana-mana.
Pembahasannya adalah Ia hadir di dunia, terlihat dan hidup;
Ia terlihat dan mati;
Ia terlihat dan hidup sekali lagi.
Jika kita percaya kepada laporan-laporan Injil, ini bukan pembahasan mengenai jenazah yang hilang. Ini adalah pembahasan mengenai Yesus yang masih hidup bahkan sampai saat ini, bahkan setelah di depan umum mati akibat horor penyaliban yang telah dijalani-Nya.

Kubur yang kosong, sebagai simbol Kebangkitan, adalah gambaran terakhir pernyataan diri Yesus sebagai Tuhan. Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 15:7 menyatakan bahwa Kebangkitan adalah bagian terpenting dari iman Kristen: " Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu";

Kebangkitan adalah pembenaran puncak identitas keilahian Yesus dan pengajaran-Nya yang bersemangat. Itu merupakan bukti kemenangan-Nya atas dosa dan maut. Itu adalah bayangan awal dari kebangkitan pengikut-pengikut-Nya. Itu adalah dasar pengharapan Kristen. Itu adalah mujizat atas segala mujizat.


Apakah Yesus benar-benar dimakamkan di dalam kubur?

Sejarah mengatakan bahwa menurut peraturan, penjahat-penjahat yang disalibkan harus ditinggalkan di atas kayu salib untuk dilahap burung-burung atau dilemparkan ke kuburan umum. Ini berarti bahwa jenazah Yesus mungkin digali dan dimakan oleh anjing-anjing liar. Mungkinkan ini yang benar terjadi pada Yesus?

Secara umum memang benar demikian. Tetapi untuk Yesus, kasusnya lain.

Injil-injil mengatakan bahwa jenazah Yesus diserahkan kepada Yusuf dari Arimatea, anggota dari dewan tertinggi (Sanhedrin) yang sepakat untuk menghukum mati Yesus. Itu agak tidak masuk akal bukan?

Tidak, bila anda melihat semua bukti pemakaman.

Pemakaman disebutkan oleh rasul Paulus dalam 1 Korintus 15:3-7, di mana ia menyampaikan kepercayaan gereja yang sangat awal:
"Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul".

Pernyataan kepercayaan ini luar biasa awal dan demikian merupakan material yang patut dipercaya. Pada intinya ada 4 hal:
1. Penyaliban
2. Penguburan
3. Kebangkitan
4. Penampakan

Bila kita memperhatikan Injil-injil, kita menemukan banyak penjelasan independen bagi kisah penguburan ini, dan Yusuf Arimatea secara khusus disebutkan dalam keempat Injil. Di atas semuanya itu, kisah penguburan Markus amat sangat awal sehingga tidak mungkin berubah menjadi legenda.


Apakah Yusuf Arimatea ada dalam sejarah?

Markus 14:64 berkata bahwa seluruh anggota Sanhedrin sepakat untuk menghukum mati Yesus. Jika ini benar, ini berarti Yusuf Arimatea memberikan suaranya untuk membunuh Yesus. Bukankan ini sangat tidak mungkin bagi Yusuf Arimatea untuk menguburkan Yesus secara terhormat?

Kalau kita baca Lukas 22:63-71 dan Lukas 23:50-56 kita dapat menyimpulkan bahwa Yusuf Arimatea tidak hadir ketika pengambilan suara dilangsungkan dan ia tidak setuju dengan keputusan Sanhedrin untuk membunuh Yesus. Dengan demikian ia sangat mungkin melakukan penguburan Yesus secara terhormat.

Di samping itu, sangat tidak mungkin kalau penguburan yang dilakukan Yusuf Arimatea ini hanya karangan belaka.

Mengapa?

Karena orang-orang Kristen mula-mula marah dan merasakan kepahitan terhadap para pemimpin Yahudi yang telah menghasutkan penyaliban Yesus. Mereka akan sangat tidak mungkin mengarang bahwa seorang dari pemimpin-pemimpin Yahudi itu melakukan hal yang benar dengan memberikan suatu penguburan bagi Yesus, apalagi hal itu terjadi di saat semua murid Yesus meninggalkan Dia.
Di samping itu, mereka tidak mengarang-ngarang seorang anggota spesifik dari sebuah kelompok spesifik, yang dapat diperiksa sendiri oleh orang-orang dengan menanyakan tentang hal ini. Jadi Yusuf Arimatea pastilah seorang figur yang ada dalam sejarah.

Andaikata penguburan oleh Yusuf Arimatea ini adalah suatu legenda yang berkembang demikian, Anda akan berharap menemukan tradisi-tradisi penguburan tandingan lainnya tentang apa yang terjadi pada jenazah Yesus. Bagaimanapun juga, Anda tidak menemukan sama sekali.

Penguburan kehormatan Yesus merupakan salah satu dari fakta-fakta paling awal dan paling diterima dengan baik yang kita miliki tentang Yesus yang historis.

Meskipun pernyataan kepercayaan mengatakan bahwa Yesus disalibkan, dikuburkan, dan kemudian bangkit, tetapi tidak dikatakan secara spesifik bahwa kubur itu kosong. Tidakkah ini memberikan tempat bagi kemungkinan bahwa Kebangkitan hanya bersifat spiritual dan bahwa jenazah Yesus masih ada dalam kubur?

Penyataan kepercayaan ini pasti menunjukkan kubur yang kosong. Orang-orang Yahudi memiliki konsep fisik tentang kebangkitan. Bagi mereka, obyek utama kebangkitan adalah tulang-tulang si almarhum. Setelah daging membusuk, orang-orang Yahudi akan mengumpulkan tulang-tulang orang-orang mati mereka dan menaruhnya ke dalam kotak-kotak untuk dipelihara sampai saat kebangkitan pada akhir zaman, saat Tuhan membangkitkan orang-orang benar Israel yang telah mati dan mereka akan berkumpul bersama-sama dalam kerajaan Tuhan.

Jadi bila penyataan orang Kristen mula-mula ini mengatakan bahwa Yesus dikuburkan kemudian dibangkitkan pada hari ketiga, secara jelas berarti Yesus bangkit secara fisik, meninggalkan kubur , dan kubur itu menjadi sebuah kubur kosong.


Sampai Seberapa Amankah Kubur Yesus?

Seberapa ketatnyakah perlindungan atas kubur Yesus?

Ada suatu jalan berlekuk yang mengarah turun ke sebuah pintu masuk yang terletak di bawah, dan sebuah batu besar berbentuk lempengan digulingkan ke bawah menuruni jalan berlekuk ini dan ditempatkan di depan pintu tadi. Sebuah batu yang lebih kecil kemudian digunakan untuk mengemankan lempengan itu. Akan dibutuhkan beberapa orang untuk menggulingkan batu tersebut guna membuka kembali kubur itu. Dengan demikian maka kubur tersebut cukup aman.

Apakah ada yang menjaga kubur itu?

Ya, ada. Pikirkan tentang pernyataan-pernyataan dan balasan-balasannya tentang Kebangkitan yang saling dilontarkan oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen pada abad pertama

Proklamasi awal Kristen adalah, 'Yesus telah bangkit'.
Orang Yahudi merespons, 'Murid-murid mencuri jenazah-Nya'.
Terhadap ini orang-orang Kristen berkata,' Ah, tetapi penjaga-penjaga kubur akan mencegah pencurian seperti itu.'
Orang-orang Yahudi merespons,'Oh, tetapi para penjaga kubur itu tertidur'.
Terhadap itu, orang-orang Kristen menjawab,'Tidak, orang-orang Yahudi menyuap penjaga-penjaga itu untuk menyatakan bahwa mereka tertidur'.

Jika tidak ada penjaga, maka respons orang Yahudi seharusnya adalah, 'Penjaga-penjaga apa? Kalian gila! Tidak ada penjaga-penjaga di sana.'
Namun sejarah tidak mengatakan kepada kita apa yang dikatakan orang-orang Yahudi. Ini menandakan bahwa penjaga ini benar-benar historis dan orang Yahudi mengetahuinya, kemudian setelah mengetahui kebangkitan mengarang cerita menggelikan bahwa penjaga-penjaga itu sedang tertidur ketika murid-murid mencuri tubuh-Nya.


Tiga Hari Tiga Malam

Yesus mengatakan dalam Matius 12:40, 'Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam'.
Bagaimanapun juga, Injil-injil melaporkan bahwa Yesus benar-benar berada dalam kubur satu hari penuh, dua malam penuh, dan sebagian dari dua hari. Bukankan ini merupakan suatu contoh bahwa Yesus salah dengan tidak menggenapi nubuat-Nya sendiri?

Menurut perhitungan Yahudi mula-mula, bagian apapun dari satu hari dihitung sebagai satu hari. Kemudian pergantian hari terjadi pada jam 6 sore (pukul 18.00).
Jadi dari Yesus dikubur pada Jumat siang hingga Jumat petang pukul 18.00=1 hari.
Jumat petang pukul 18.00 sampai dengan Sabtu petang pukul 18.00 = 1 hari.
Sabtu petang pukul 18.00 sampai dengan kebangkitan-Nya = 1 hari.
Jadi selang waktu dari Yesus dikubur hingga bangkit menurut perhitungan Yahudi mula-mula adalah 3 hari. Jadi ini menggenapi nubuat mengenai diri-Nya.


Dapatkah para saksi dipercaya?

Keempat Injil setuju bahwa kubur yang kosong pertama kali ditemukan oleh wanita-wanita yang merupakan pengikut Yesus. Apakah pengamatan para wanita ini dapat dipercaya?

Bila anda memahami peran wanita dalam masyarakat Yahudi abad pertama, maka anda akan mendapati bahwa laporan ini sangat luar biasa karena yang menemukan kubur kosong yang pertama kali adalah wanita.

Pada waktu itu wanita-wanita berada di tingkat yang sangat rendah dalam jenjang sosial Palestina abad pertama. Kesaksian wanita-wanita dianggap tidak berharga sehingga mereka bahkan tidak diizinkan untuk menjadi saksi-saksi hukum dalam sebuah persidangan Yahudi.

Berdasarkan ini, sangat luar biasa sekali bahwa saksi-saksi utama kubur yang kosong adalah para wanita yang merupakan pengikut-pengikut Yesus.
Andaikata saya membuat laporan legenda/karangan, maka yang akan saya tulis adalah bahwa para prialah yang pertama kali menemukan kubur itu.

Fakta bahwa para wanitalah yang pertama kali menyaksikan kubur yang kosong itu merupakan laporan yang masuk akal, suka atau tidak suka, mereka adalah para penemu kubur yang kosong itu. Ini menunjukkan bahwa para penulis Injil setia mencatat apa yang terjadi, bahkan jika itu memalukan. Ini lebih memperlihatkan kehistorisan Injil.


Khotbah Kubur yang Kosong

Apakah murid-murid mengkhotbahkan kubur yang kosong?

Kubur yang kosong dikhotbahkan Petrus dalam Kisah Para Rasul 2: 29-32 :
Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini.
Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.
Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.
Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi.

Khotbah ini mengkontraskan kuburan Daud, yang masih ada sampai saat itu, dengan nubuat di mana Daud mengatakan bahwa Kristus akan dibangkitkan, daging-Nya tidak akan mengalami kebinasan. Ini jelas menunjukkan bahwa kubur itu kosong.

Dalam Kisah Para Rasul 13:29-31, Paulus mengatakan
Dan setelah mereka menggenapi segala sesuatu yang ada tertulis tentang Dia, mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur.
Tetapi Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati.
Dan selama beberapa waktu Ia menampakkan diri kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem. Mereka itulah yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini.
Jelas kubur yang kosong disebutkan di sini.


Bukti Bahwa Kubur Yang Kosong itu Historis

Yakinkan saya dengan empat atau lima alasan terbaik Anda bahwa kubur yang kosong adalah sebuah fakta historis?

1. Kubur yang kosong diterima dan diteruskan oleh Paulus dalam 1 Korintus 15:3-7 adalah sumber informasi historis tentang Yesus yang sangat tua dan dapat dipercaya.

2. Lokasi kubur Yesus diketahui oleh orang-orang Kristen maupun orang-orang Yahudi. Jadi jika kubur itu tidak kosong, akan tidak mungkin bagi suatu gerakan yang didasarkan pada kepercayaan atas Kebangkitan untuk muncul dalam kota yang sama di mana manusia ini (Yesus) telah dihukum mati di depan umum dan dikuburkan.

3. Kita dapat mengetahui dari bahasa, tata bahasa, dan gaya bahasa yang digunakan Markus untuk menceritakan kisah kubur yang kosong, seluruh narasinya berasal dari sumber yang lebih awal. Ada bukti bahwa itu dituliskan sebelum tahun 37 M, yang sangat terlalu awal bagi legenda untuk mengubahnya.

4. Ada suatu kesederhanaan dalam kisah kubur yang kosong dalam Injil Markus. Laporan-laporan apokripal fiktif dari abad kedua berisi semua jenis narasi yang berbunga-bunga, di mana Yesus keluar dari kubur dengan penuh kemuliaan dan kekuasaan, dengan semua orang melihat Dia, termasuk para imam, pemimpin-pemimpin Yahudi, dan penjaga-penjaga Roma.
Kontras dengan itu, laporan-laporan Markus dalam kisah kubur yang kosong benar dalam kesederhanaannya tanpa diwarnai dengan cerita berbunga-bunga.

5. Keempat Injil sepakat bahwa kubur yang kosong ditemukan pertama kali oleh wanita-wanita yang menunjukkan keotentikan kisah ini, karena ini akan memalukan bagi para murid untuk diakui dan hampir pasti akan disembunyikan jika ini adalah suatu legenda.


Refleksi

Yesus telah bangkit dari kematian.
Yesus telah mengalahkan kuasa kematian.
Sejak kebangkitan Yesus, ada pengharapan bagi manusia untuk menghadapi kematian.
Maukah anda menerima Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan, dan anda akan mempunyai kepastian kebangkitan dan menerima hidup kekal bersama Tuhan Yesus.

Sumber :
Lee Strobel, Pembuktian Atas Kebenaran Kristus, Penerbit Gospel Press, PO BOX 238, Batam Center, 29432. F: 021-74709281

Menguji Bukti Saksi Mata Injil

Apakah Biografi-biografi Yesus dapat Bertahan
Menghadapi Penelitian yang Seksama?


Pengantar

Apakah para penulis Injil ini tertarik untuk mencatat apa yang sebenarnya terjadi?

Bagaimana kita dapat yakin bahwa material mengenai kehidupan dan ajaran-ajaran Yesus telah dipelihara dengan baik selama 30 tahun sebelum akhirnya dituliskan dalam keempat Injil?

Adakah suatu bukti ketidakjujuran atau imoralitas yang mungkin menodai kemampuan atau kemauan mereka untuk menyampaikan sejarah secara akurat?

Bukankah terdapat ketidaksesuaian yang tidak dapat dirujukkan antara Injil-injil?

Penulis-penulis Injil adalah orang-orang yang mengasihi Yesus. Mereka bukan pengamat-pengamat netral. Mereka adalah pengikut-pengikut-Nya yang penuh pengabdian. Tidakkah itu menimbulkan kemungkinan bahwa mereka akan mengubah hal-hal untuk membuat-Nya tampak baik?

Apakah para penulis Injil memasukkan material yang mungkin memalukan - yang membuat mereka merasa tidak nyaman - yang mungkin sukar dijelaskan, atau mereka menyembunyikannya untuk membuat diri mereka sendiri kelihatan baik?

Ketika Injil-injil menyebutkan orang-orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, apakah mereka memeriksa kebenarannya dalam kasus-kasus, dimana mereka dapat diverifikasi secara independen?

Adakah orang-orang lain yang akan menentang atau mengoreksi Injil-injil, jika ke empatnya telah diubah atau salah?

Untuk menjawab hal-hal tersebut, kita melakukan 8 tes di bawah ini:

1. Tes Maksud

Apakah para penulis Injil ini tertarik untuk mencatat apa yang sebenarnya terjadi?

Ya, mereka tertarik. Anda dapat melihatnya pada permulaan Injil Lukas:

Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
(Lukas 1: 1-4)

Lukas dengan jelas mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menuliskan secara akurat hal-hal yang ia investigasi dan yang didukung dengan baik oleh para saksi mata.

Bagaimana dengan Injil-injil lainnya? Mereka tidak diawali oleh pernyataan-pernyataan yang serupa. Apakah itu berarti mereka tidak memiliki maksud-maksud yang sama?

Benar bahwa Markus dan Matius tidak memiliki pernyataan eksplisit semacam ini. Bagaimanapun juga, gaya bahasa mereka mirip dengan Lukas, dan kelihatannya masuk akal bila maksud historis Lukas mencerminkan maksud historis mereka.

Dan Yohanes?

Satu-satunya pernyataan lain mengenai Injil dicatat terdapat dalam Yohanes 20:31, 'Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya'.

Itu kedengaran lebih seperti suatu pernyataan teologis daripada suatu pernyataan historis.

Teologi harus mengalir dari sejarah yang akurat. Pertimbangkan juga bagaimana keempat Injil ditulis, ditulis dalam suatu gaya yang tenang dan bertanggung jawab, dengan detil-detil sepele yang akurat, dengan ketelitian yang tepat dan jelas. Anda tidak akan menemukan bumbu-bumbu tulisan yang aneh dan pemitologian yang mencolok yang anda lihat dalam banyak tulisan-tulisan kuno lainnya. Jadi cukup nyata bahwa sasaran para penulis Injil adalah berusaha mencatat apa yang benar-benar terjadi.

2. Tes Kemampuan

Bagaimana kita dapat yakin bahwa material mengenai kehidupan dan ajaran-ajaran Yesus telah dipelihara dengan baik selama 30 tahun sebelum akhirnya dituliskan dalam keempat Injil? Tidakkan memori-memori yang cacat, impian khayalan, dan berkembangnya legenda akan mencemari penulisan Injil-injil?

Kita harus mengingat bahwa kita membicarakan suatu negeri lain pada suatu waktu dan tempat yang jauh dan dalam suatu kebudayaan yang belum menemukan komputer atau bahkan mesin cetak. Buku-buku (gulungan-gulungan papirus) relatif jarang. Dengan demikian pendidikan, pembelajaran, penyembahan, pengajaran dalam komunitas-komunitas religius, semua dilakukan dengan mengucapkan kata-kata melalui mulut.

Para rabi menjadi terkenal karena menghafal seluruh Perjanjian Lama di luar kepala. Jadi sangat mungkin bahwa murid-murid Yesus mampu menghafal di luar kepala lebih banyak daripada apa yang tercatat dalam keempat Injil dan kemudian meneruskannya secara akurat.


Bermain Telepon-teleponan

Mungkin Anda telah melakukan permainan-permainan telepon-teleponan: seorang anak membisikkan, "Kamu adalah sahabat terbaikku", dan ini dibisikkan ke anak-anak lain dalam suatu lingkaran besar sampai pada akhirnya itu menjadi sangat berubah misalnya menjadi, "Kamu adalah sahabat terburukku". Bukankah ini merupakan suatu analogi yang bagus bagi apa yang mungkin terjadi pada tradisi oral tentang Yesus?

Tidak, tidak juga. Dalam permainan tersebut, separuh keasyikannya adalah bahwa orang itu mungkin tidak menerima secara benar, dan mereka tidak boleh meminta orang pertama untuk mengulanginya. Kemudian Anda segera meneruskannya, juga dalam nada berbisik yang mungkin membuat orang berikutnya semakin keliru mendengarnya. Jadi ya, pada saat kalimat itu diedarkan dalam sebuah ruangan berisi 30 orang, hasilnya akan sangat meriah.

Itu bukan suatu analogi yang bagus bagi penerusan tradisi oral kuno. Jika Anda benar-benar ingin mengembangkan analogi tersebut bagi penerusan tradisi oral kuno, Anda harus mengatakan bahwa setiap orang yang ikut menyampaikan pesan, harus secara keras-keras dengan suara yang sangat jelas bertanya kepada orang pertama, 'Apakah saya masih mengatakannya dengan benar?' dan mengubahnya jika salah.
Komunitas tersebut akan secara konstan memonitor apa yang telah dikatakan dan campur tangan untuk memberikan koreksi-koreksi. Itu akan memelihara integritas pesan tersebut. Dan hasilnya akan sangat berbeda dari hasil suatu permainan telepon-teleponan yang kekanak-kanakan.

3. Tes Karakter

Adakah suatu bukti ketidakjujuran atau imoralitas yang mungkin menodai kemampuan atau kemauan mereka untuk menyampaikan sejarah secara akurat?

Sama sekali tidak ada bukti mengenai hal-hal tersebut. Mereka adalah orang-orang dengan integritas besar. Mereka melaporkan kata-kata dan tindakan Yesus yang memanggil mereka ke suatu tingkat integritas yang sangat sukar yang dikenal dalam agama manapun. Mereka bersedia hidup menurut kepercayaan-kepercayaan mereka, bahkan sampai titik ketika sepuluh dari sebelas murid yang masih tinggal dibunuh secara mengerikan, yang menunjukkan karakter yang sangat kuat.

Dalam hal kelurusan hati, kejujuran, kebajikan dan moralitas, orang-orang ini memiliki suatu catatan prestasi yang harus membuat kita iri.

4. Tes Konsistensi

Berikut ini adalah sebuah tes untuk menguji kelemahan Injil-injil yang sering dituduhkan para skeptik.
Bagaimanapun juga, bukankah mereka benar-benar saling berkontradiksi satu dengan yang lainnya? Bukankah terdapat ketidaksesuaian yang tidak dapat dirujukkan antara Injil-injil? Dan jika memang ada, bagaimana seseorang dapat mempercayai apa yang mereka katakan?

Dalam studi-studi kebudayaan dengan tradisi oral, ada suatu kebebasan untuk memvariasikan sekian banyak dari kisah yang diceritakan pada saat-saat tertentu. Bagaimanapun juga, selalu tetap ada pokok-pokok yang tetap dan tidak dapat diubah, dan komunitas tersebut memiliki hak untuk campur tangan dan mengkoreksi Si Pencerita jika ia melakukan kekeliruan dalam aspek-aspek penting kisah tersebut.

Banyak kemiripan dan perbedaan di antara Injil-injil sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) dapat dijelaskan dengan mengasumsikan bahwa para murid dan orang-orang Kristen mula-mula lainnya telah menghafalkan di luar kepala dari apa yang Yesus katakan dan lakukan, namun mereka bebas untuk menyampaikan informasi ini dalam bentuk-bentuk yang bervariasi, dengan tetap selalu memelihara apa yang penting dari ajaran-ajaran dan perbuatan Yesus.

Yang menarik bahwa variasi di antara Injil-injil sinoptik dalam bagian manapun berkisar antara 10 sampai dengan 40 persen. Keempat Injil dalam Alkitab amat sangat konsisten lainnya menurut standar-standar kuno, yang merupakan satu-satunya standar dengan apa mereka dapat menilai secara adil.

Ironisnya, bila keempat Injil identik antara satu dengan lainnya, kata demi kata, ini akan membangkitkan tuduhan bahwa para penulisnya telah sama-sama bersekongkol untuk menyelaraskan kisah-kisah mereka terlebih dahulu, dan akan menimbulkan keraguan terhadap mereka.

Terdapat cukup variasi antara keempat Injil menunjukkan bahwa tidak mungkin terjadi suatu persesuaian bersama terlebih dahulu di antara mereka. Pada saat yang sama menunjukkan bahwa mereka adalah narator yang tidak bergantung dari catatan besar yang sama.

Menanggulangi Kontradiksi-kontradiksi

Dalam Matius 8:5-13 dikatakan bahwa perwira datang sendiri kepada Yesus untuk meminta-Nya menyembuhkan budaknya, tetapi Lukas 7:1-10 berkata bahwa perwira tersebut mengirim tua-tua Yahudi untuk melakukannya. Nah, itu suatu kontradiksi bukan?

Tidak.
Coba pikirkan seperti ini: dunia kita sekarang ini, kita dapat mendengar suatu laporan berita yang berkata, 'Hari ini presiden mengumumkan bahwa...', padahal sebenarnya pidato ini ditulis oleh seorang penulis pidato dan disampaikan oleh sekretaris pers. Meskipun demikian tidak seorangpun menuduh bahwa laporan berita itu melakukan suatu kekeliruan.

Dengan cara yang serupa, di dunia kuno sangat dapat dimengerti dan diterima bahwa tindakan-tindakan seringkali dihubungkan dengan seseorang padahal yang melakukan sebenarnya adalah bawahan atau utusan mereka, dalam kasus ini melalui tua-tua bangsa Yahudi.

Jadi Matius dan Lukas dapat sama-sama benar pada saat yang bersamaan.

Markus 5:1-20 dan Lukas 8:26-39 mengatakan bahwa Yesus mengusir setan ke dalam kawanan babi di Gerasa, sementara Matius 8:28-34 berkata bahwa itu terjadi di Gadara. Orang-orang memperhatikan itu dan berkata bahwa ini adalah dua tempat yang berbeda, ini adalah suatu kontradiksi yang nyata yang tidak dapat dirujukkan. Bagaimana dengan hal ini?

Gerasa adalah sebuah kota, Gadara adalah sebuah propinsi. Gerasa terdapat di propinsi Gadara. Reruntuhan sebuah kota yang digali tepat di lokasi tersebut mengacu kepada kota Gerasa, di propinsi Gadara.

Bagaimana tentang ketidaksesuaian silsilah Yesus di Matius 1:1-17 dan Lukas 3:23-38? Para skeptik sering menunjuk keduanya sebagai konflik yang tak mungkin terselesaikan.

Matius menelusuri silsilah Yesus melalui garis keturunan Yusuf, sedangkan Lukas menelusuri silsilah Yesus melalui garis keturunan Maria. Dan karena keduanya berasal dari keturunan Daud, sekali Anda menelusurinya jauh ke belakang Anda akan mendapati bahwa kedua garis keturunan itu bertemu.

Pendekatan menyeluruh dan terbaik untuk hal-hal yang kelihatan kontradiksi adalah mempelajari setiap isu secara sendiri-sendiri untuk melihat apakah ada suatu cara rasional untuk menyelesaikan konflik yang tajam antara keempat Injil. Ada saat-saat kita mungkin perlu menangguhkan penilaian dan cukup mengatakan bahwa karena kita telah memperoleh penjelasan yang masuk akal bagi mayoritas besar dari teks dan menetapkan bahwa mereka layak dipercaya, kita dapat menganggap beberapa detil lain dapat dipercaya meskipun tidak terdapat bukti mendukungnya.

5. Tes Prasangka yang Berat Sebelah

Penulis-penulis Injil adalah orang-orang yang mengasihi Yesus, mereka bukan pengamat-pengamat netral, mereka adalah pengikut-pengikut-Nya yang penuh pengabdian. Tidakkah itu menimbulkan kemungkinan bahwa mereka akan mengubah hal-hal untuk membuat-Nya tampak baik?

Itu memang menciptakan potensial terjadinya hal tersebut. Namun di sisi lain, orang-orang dapat begitu menghargai dan menghormati seseorang, sehingga itu mendorong mereka mencatat kehidupannya dengan integritas yang besar. Itulah cara mereka untuk menunjukkan kasih mereka kepadanya. Dan itulah yang terjadi di sini.

Selain itu, murid-murid ini tidak mendapatkan apa-apa, kecuali: kecaman, pengucilan, dan kemartiran. Mereka tentu saja tidak memperoleh apa pun secara keuangan. Andaikata ada, ini akan memberikan tekanan untuk diam, untuk menyangkal Yesus, untuk mengecilkan Dia, bahkan untuk melupakan bahwa mereka pernah bertemu Dia. Namun karena integritas mereka, mereka menyatakan apa yang mereka lihat, bahkan walaupun itu berarti mereka akan mengalami penderitaan dan kematian.

6. Tes Penyembunyian

Apakah para penulis Injil memasukkan material yang mungkin memalukan - yang membuat mereka merasa tidak nyaman - yang mungkin sukar dijelaskan, atau mereka menyembunyikannya untuk membuat diri mereka sendiri kelihatan baik?

Mereka menuliskan hal-hal yang sepertinya dapat mempermalukan Yesus, yang membuat penulis Injil tidak nyaman, dan sukar dijelaskan.

Misal Markus 6:5 berkata bahwa Yesus hanya dapat melakukan sedikit mujizat di Nazaret karena orang-orang di sana hanya memiliki sedikit iman, yang tampaknya membatasi kuasa Yesus.

Dalam Markus 13:32, Yesus berkata bahwa Ia tidak mengetahui hari atau jam kedatangan-Nya kembali, yang tampaknya membatasi kemahatahuan-Nya.

Tetapi pada akhirnya teologi tidak memiliki masalah dengan pernyataan-pernyataan ini, karena Paulus sendiri dalam Filipi 2:5-8 berbicara tentang Tuhan dalam Kristus yang secara sukarela dan sadar membatasi sendiri penggunaan atribut-atribut keilahian-Nya.

Jika saya merasa bebas untuk bermain cepat dan longgar untuk menuliskan Injil, saya akan jauh lebih nyaman untuk meninggalkan material-material itu, dan demikian saya tidak akan harus melalui suatu percekcokan untuk menjelaskannya.

Contoh lain adalah pembaptisan Yesus. Anda dapat menjelaskan mengapa Yesus, yang tanpa dosa, membiarkan diri-Nya dibaptis? Di atas salib, Yesus berseru, 'Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?'
Akan merupakan kepentingan pribadi para penulis kalau itu dihilangkan karena menimbulkan terlalu banyak pertanyaan.

Terdapat banyak material yang memalukan tentang para murid.
Perspektif Markus dari Petrus cukup konsisten tidak enak didengar. Dan ia adalah Si Biangkeladi! Murid-murid berulang-kali salah memahami Yesus. Yakobus dan Yohanes menginginkan tempat di sebelah kanan dan kiri Yesus, dan sebagai gantinya Ia harus memberikan ajaran-ajaran keras kepada mereka mengenai kepemimpinan yang melayani. Mereka kerapkali kelihatan seperti gerombolan orang yang melayani diri sendiri, mencari kepentingan diri sendiri dan bebal.

Dengan demikian jika mereka merasa tidak bebas untuk meninggalkan hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman, hal-hal yang memalukan mereka, hal-hal yang membuat sesuatu sulit dijelaskan, jelaslah bahwa mereka tidak mungkin memalsukan material dengan memberikan tambahan hal-hal yang dikarang-karang.

7. Tes Koborasi (Bukti yang Menguatkan)

Ketika Injil-injil menyebutkan orang-orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, apakah mereka memeriksa kebenarannya dalam kasus-kasus di mana mereka dapat diverifikasi secara independen?

Ya, mereka melakukannya, dan semakin orang-orang mengeksplorasi ini, detil-detil yang ada semakin dikonfirmasi. Dalam ratusan tahun terakhir, arkeologi telah berulangkali menggali penemuan-penemuan yang menegaskan rujukan-rujukan spesifik dalam keempat Injil, khususnya Injil Yohanes, Injil yang menurut dugaan begitu dicurigai.

Memang masih ada beberapa isu yang belum terselesaikan, dan kadangkala arkeologi menciptakan masalah-masalah baru, namun itu adalah suatu minoritas kecil dibandingkan dengan jumlah contoh koroborasi (bukti yang menguatkan).

Sebagai tambahan, kita dapat belajar melalui sumber-sumber non-Kristen, banyak fakta mengenai Yesus yang menguatkan ajaran-ajaran dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan-Nya.

8. Tes Saksi yang Menentang

Adakah orang-orang lain yang akan menentang atau mengoreksi Injil-injil jika keempatnya telah diubah atau salah? Dengan kata lain, apakah kita melihat contoh karya-karya dari jaman Yesus yang menyatakan bahwa laporan-laporan Injil sama sekali salah?

Banyak orang mempunyai alasan-alasan untuk menghendaki agar gerakan Kekristenan ini didiskreditkan dan mereka akan melakukan demikian jika saja mereka dapat mengisahkan sejarah dengan lebih baik.

Namun lihatlah apa yang dikatakan lawan-lawan-Nya. Dalam tulisan-tulisan Yahudi selanjutnya Yesus disebut sebagai tukang sihir yang menyesatkan Israel, yang mengakui bahwa Ia benar-benar melakukan perbuatan-perbuatan ajaib yang menakjubkan. Tulisan-tulisan ini secara implisit mengakui bahwa apa yang ditulis keempat Injil, bahwa Yesus mengadakan mujizat-mujizat adalah benar.

Dapatkah gerakan Kristen berakar di sana di Yerusalem, tepat di area di mana Yesus telah melakukan sebagian pelayanan-Nya, disalibkan, dikuburkan, dan dibangkitkan, jika orang-orang yang mengenal-Nya sadar bahwa murid-murid membesar-besarkan atau mengubah hal-hal yang Ia lakukan?

Tentu tidak. Kita memiliki suatu gambaran dari apa yang pada mulanya merupakan suatu gerakan yang sangat mudah diserang dan rapuh yang dihadapkan pada penganiayaan. Jika kritik-kritik dapat menyerangnya dengan dasar bahwa itu penuh dengan kesalahan dan perubahan, mereka akan melakukannya. Namun, itulah tepatnya apa yang tidak kita lihat.

Kesimpulan

Setelah kita melakukan tes terhadap bukti saksi mata Injil, kita menyimpulkan:

Para penulis mencatat apa yang sebenarnya terjadi

Murid-murid Yesus mampu menghafal di luar kepala lebih banyak daripada apa yang tercatat dalam keempat Injil dan kemudian meneruskannya secara akurat.

Penulis-penulis Injil adalah orang-orang dengan integritas besar. Mereka bersedia hidup menurut kepercayaan-kepercayaan mereka, bahkan sampai titik ketika sepuluh dari sebelas murid yang masih tinggal dibunuh secara mengerikan, yang menunjukkan karakter yang sangat kuat.

Terdapat cukup variasi antara keempat Injil menunjukkan bahwa tidak mungkin terjadi suatu persesuaian bersama terlebih dahulu di antara mereka.

Pendekatan menyeluruh dan terbaik untuk hal-hal yang kelihatan kontradiksi adalah mempelajari setiap isu secara sendiri-sendiri untuk melihat apakah ada suatu cara rasional untuk menyelesaikan konflik yang tajam antara keempat Injil.
Murid-murid ini tidak mendapatkan apa-apa kecuali kecaman, pengucilan, dan kemartiran. Namun karena integritas mereka, mereka menyatakan apa yang mereka lihat, bahkan walaupun itu berarti mereka akan mengalami penderitaan dan kematian.

Merasa tidak bebas untuk meninggalkan hal-hal yang membuat mereka tidak nyaman, hal-hal yang memalukan mereka, hal-hal yang membuat sesuatu sulit dijelaskan, jelaslah bahwa mereka tidak mungkin memalsukan material dengan memberikan tambahan hal-hal yang dikarang-karang.

Dalam ratusan tahun terakhir, arkeologi telah berulangkali menggali penemuan-penemuan yang menegaskan rujukan-rujukan spesifik dalam keempat Injil.

Kita memiliki suatu gambaran dari apa yang pada mulanya merupakan suatu gerakan yang sangat mudah diserang dan rapuh yang dihadapkan pada penganiayaan. Jika kritik-kritik dapat menyerangnya dengan dasar bahwa itu penuh dengan kesalahan dan perubahan, mereka akan melakukannya. Namun, itulah tepatnya apa yang tidak kita lihat.

Sumber:
Lee Strobel, Pembuktian Atas Kebenaran Kristus, Penerbit Gospel Press,
PO BOX 238, Batam Center, 29432. Fax 021-7470-9281

Injil, Kebangkitan Kristus, dan Keselamatan Kita - Buletin Pillar

Injil, Kebangkitan Kristus, dan Keselamatan Kita - Buletin Pillar

Bukti Sejarah Kebangkitan Kristus

Pengantar

Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, maka kuasa kematian tetap tidak dikalahkan; Kematian Kristus menjadi tidak ada artinya, dan umat yang percaya kepada-Nya tetap mati dalam dosa; Keadaannya akan tidak berbeda dengan sebelum mendengar nama-Nya.

Apakah kebangkitan Kristus hanya sekedar ajaran saja?
Apakah kebangkitan Kristus hanya legenda saja?
Ataukah kebangkitan Kristus benar-benar terjadi dalam sejarah?


Penjelasan

Kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalam dimensi ruang dan waktu sejarah manusia. Kebangkitan Kristus adalah peristiwa dalam sejarah, dimana Tuhan bekerja di dalam waktu dan ruang tertentu.

Makna kebangkitan berhubungan dengan pembicaraan teologi, tetapi fakta kebangkitan berhubungan dengan pembicaraan sejarah. Fakta bahwa tubuh Yesus tidak berada lagi dalam kubur adalah pembicaraan yang bisa ditentukan dengan bukti sejarah.

Lokasi geografik dari kubur Yesus adalah lokasi yang dapat ditentukan. Orang yang mempunyai kubur Yesus adalah orang yang benar-benar hidup pada paruh pertama abad pertama. Kubur yang dibuat dari batu ini berada di perbukitan dekat Yerusalem. Ini bukan sekedar kepercayaan, tetapi adalah benar-benar lokasi geografis yang dapat ditentukan letaknya. Sanhedrin adalah tempat dimana orang-orang sering berkumpul di Yerusalem. Banyak tulisan yang mencatat bahwa Yesus adalah orang yang benar-benar hidup, tinggal di antara manusia, tinggal dalam masyarakat, tanpa memandang bagaimana tulisan-tulisan itu menganggap siapa Yesus. Banyak tulisan juga mencatat bahwa murid-murid yang memberitakan Tuhan yang bangkit adalah juga tinggal di dalam masyarakat, makan, minum, tidur, menderita, bekerja dan mati. Apakah ini pembicaraan ajaran? Tidak, ini adalah pembicaraan sejarah.

Ignatius yang berasal dari Syria, bishop dari Antiokhia, murid Rasul Yohanes, yang hidup antara tahun 50-115 M, dalam perjalanannya dihukum mati sebagai martir dengan diadu dengan binatang buas, menulis tentang Kristus:

"Dia disalibkan dan mati di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Dia benar-benar disalibkan dan mati di hadapan penghuni sorga, penghuni bumi dan bawah bumi.

Dia juga bangkit pada hari ketiga...

Pada hari persiapan Paskah, pada jam 3 (pukul 9 pagi), Dia menerima hukuman mati dari Pilatus; Bapa mengijinkan hal itu terjadi.
Pada jam 6 (pukul 12 siang), Dia disalib. Pada jam 9 (pukul 15 siang), Dia menyerahkan nyawa-Nya, dan sebelum matahari terbenam, Dia dikuburkan.

Selama hari Sabat, Dia terus di dalam bumi pada kubur di mana Yusuf dari Arimatea membaringkan-Nya.

Dia berada dalam rahim, seperti halnya kita, dan setelah periode waktu yang umum, Dia benar-benar lahir, dan seperti halnya kita, Ia benar-benar disusui, dan mengambil bagian dalam makan dan minum seperti halnya kita. Ketika Ia hidup di antara orang-orang selama 30 tahun, Dia benar-benar dibaptis oleh Yohanes. Ketika Dia mengajar Injil selama 3 tahun dan mengadakan tanda-tanda dan mujizat, Dia yang adalah Hakim dihakimi oleh orang Yahudi, dianggap bersalah kata mereka, dan oleh pemerintahan gubernur Pontius Pilatus dijadikan momok, pipi-Nya dipukul dan diludahi. Dia memakai mahkota duri dan jubah ungu. Dia dihukum: Dia benar-benar disalib, tidak dalam penglihatan, tidak dalam halusinasi. Dia benar-benar mati dan dikuburkan, dan bangkit dari antara orang mati."

Mengenai kematian Kristus, Wilbur Smith menulis: "Secara sederhana kita mengetahui banyak hal-hal detil sebelum dan saat kematian Yesus, lebih banyak dari kematian tokoh-tokoh lain leluhur dunia".

Pada akhir abad pertama, Josephus, seorang sejarahwan Yahudi menulis dalam bukunya Antiquities:

"Pada kira-kira waktu ini, hiduplah Yesus, seorang yang bijaksana, jika memang seseorang seharusnya menyebut dia seorang manusia. Karena ia adalah seseorang yang mengadakan hal-hal yang mengejutkan dan adalah seorang guru bagi orang-orang yang menerima kebenaran dengan senang hati. Ia memenangkan banyak orang Yahudi dan banyak orang Yunani. Ia adalah Sang Kristus. Ketika Pilatus, karena mendengar bahwa ia dikenai tuduhan oleh orang-orang dengan jabatan tertinggi di antara kami, telah menjatuhkan hukuman salib kepadanya, mereka yang dari mulanya sudah mengasihi dia tidak melepaskan kasih sayang mereka kepadanya. Pada hari ketiga ia menampakkan diri kepada mereka dalam keadaan kembali hidup, karena nabi-nabi Tuhan telah menubuatkan hal-hal ini dan tak terhitung banyaknya hal-hal menakjubkan lainnya mengenai dia. Dan suku Kristen, demikian mereka disebutkan menurut namanya, sampai saat ini masih ada."

Injil-injil menjelaskan fakta-fakta yang berhubungan dengan kematian dan kebangkitan Yesus lebih detail dari bagian manapun pelayanan Yesus. Detil dari kebangkitan Yesus harus diterima seperti halnya detil kematian-Nya.

Perjanjian Baru juga menegaskan bahwa: Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan. Murid-murid-Nya menjadi sangat kehilangan semangat dan takut.
Beberapa waktu yang singkat kemudian tiba-tiba semangat mereka bangkit, dan menunjukkan suatu semangat dan keberanian yang sangat tinggi, hingga tahap bersedia mati martir. Jika kita bertanya kepada mereka apa yang menyebabkan perubahan ini, mereka tidak akan menjawab, 'Karena penyaliban, kematian dan penguburan seorang yang pernah hidup', tetapi mereka akan menjawab, 'Karena Tuhan telah bangkit'. Inilah yang menyebabkan orang-orang menjadi percaya.

Murid-murid adalah saksi kebangkitan Yesus Kristus. Catatan sejarahwan Lukas, mencatat dalam Kisah Para Rasul 1:3,
"Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah."

Kristus menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya. Penampakan ini terjadi dalam waktu yang dapat ditentukan, kepada banyak orang yang dapat ditentukan, dan dalam tempat yang dapat ditentukan.

Para murid percaya karya penebusan Yesus melalui bukti yang sangat kuat mengenai kebangkitan-Nya dan bukti ini tersedia kepada kita sekarang melalui catatan Perjanjian Baru. Ini penting bagi kita yang hidup di dalam jaman yang meminta bukti untuk mendukung pernyataan Kekristenan mengenai kebangkitan Kristus; untuk menjawab mereka yang meminta bukti sejarah Kebangkitan Kristus.

Kebangkitan Kristus berdasar kepada fakta sejarah, dan merupakan sumber motivasi yang kuat orang mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Ada bukti-bukti yang tidak dapat disanggah mengenai kebangkitan Kristus dalam surat-surat Paulus. Surat-surat yang ditujukan kepada: Galatia, Korintus, dan Roma, adalah surat yang ditulis Rasul Paulus selama dalam perjalanan misi antara tahun 55-58 M. Ini menunjukkan bahwa bukti-bukti kebangkitan Kristus sangat dekat dengan peristiwa itu sendiri, karena Paulus sendiri berbicara secara jelas bahwa materi surat yang ia tulis isinya sama dengan yang ia bicarakan waktu ia bersama-sama dengan mereka.

Kebangkitan Kristus adalah dasar dari pembelaan iman Kristen. Rasul-rasul adalah saksi kebangkitan: "... mulai dari baptisan Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya." (Kisah Para Rasul 1:22).

Isi dari pengajaran rasul Paulus saat di Athena adalah: "Yesus dan Kebangkitan" (Kisah Para Rasul 17:18). Khotbah pertama Petrus adalah tentang Kebangkitan: "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi" (Kisah Para Rasul 2:32).

Sebagai fakta sejarah, Kebangkitan Kristus mendorong manusia untuk percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ini bukan sekedar pembicaraan mengenai pengaruh: karakter, contoh dan pengajaran-Nya. Ini mengenai tanggapan manusia terhadap-Nya. Siapa yang percaya kepada kebangkitan-Nya, kemudian mempercayai ketuhanan-Nya, kemudian percaya akan karya penebusan-Nya, kemudian percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, akan memperoleh penebusan dosa dan diselamatkan. Siapa yang menyangkal kebangkitan-Nya, secara langsung menyangkal ketuhanan-Nya dan menolak karya penebusan-Nya, tidak diselamatkan.

Kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta sejarah.
Penyaliban Yesus Kristus untuk menanggung dosa manusia adalah fakta sejarah.
Penyaliban Yesus Kristus untuk menanggung dosa Saudara adalah fakta sejarah.

Maukah Saudara menerima fakta sejarah ini?
Maukah Saudara menerima karya penebusan Kristus bagi Saudara?
Maukah Saudara diselamatkan dari hukuman dosa, kemudian menerima hidup kekal?
Maukah Saudara menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat Saudara?

Sumber:
Josh McDowell, The New Evidence that Demands a Verdict, Thomas Nelson Publisher.
Lee Strobel, Pembuktian Atas Kebenaran Kristus, Penerbit Gospel Press, PO BOX 238, Batam Center, 29432. F: 021-74709281

Kasih Yesus Tanpa Batas

Friday, 8 May 2009, 2:03 | Category : Kesembuhan
Tags : Kesaksian, Kisah Nyata, Mujizat Keselamatan, Mujizat Kesembuhan, selamat dari maut, sembuh dari stroke

Saya Paul Zakaria, seorang pengusaha di kota Malang. Yang saya ingin bagikan saat ini adalah satu keindahan dalam kehidupan saya pribadi.

Paduan suara itu merupakan satu kegemaran saya yang lain. Pagi itu ketika saya menuju ke lokasi pementasan, saya masih sempat mengadakan persiapan pra pementasan bersama beberapa anggota paduan suara. Kebetulan saya duduk di barisan pertama di depan. Ketika pemimpin acara itu mengajak hadirin untuk berdiri, saya kaget sekali karena saya terjatuh kembali di tempat duduk.

Ternyata Paul Zakaria menderita serangan stroke mendadak
Waktu itu mulut saya terbuka sebelah dan tanpa saya sadari air liur saya menetes keluar. Ketika saya berjalan, saya sungguh kaget karena kaki kiri tidak bisa dipakai lagi untuk melangkah. Saya terpaksa dibopong diatas pundak kawan-kawan dan dibawa masuk ke dalam sebuah kijang.

Dr. Stephanie Pangau MPh. berkomentar untuk keadaan seperti ini
Kalau kita berjumpa dengan seorang pasien yang jika berbicara lidahnya pelo, mulutnya mencong dan jika berjalan itu seperti menyeret dengan keluhan tenaganya habis tersedot, dia juga mengalami pusing dan vertigo, itu bisa kita simpulkan bahwa dia mengalami serangan stroke. Stroke sendiri ada berbagai bentuk yaitu stroke yang ringan, sedang ataupun berat. Apabila serangan ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka akan sangat berbahaya bagi jiwa si pasien karena dia dapat mengalami kecacatan seumur hidup atau bahkan dapat menyebabkan meninggal.

Pikiran Paul Zakaria sangat bingung menghadapi keadaan ini
Di mobil itu saya melihat kehidupan saya seperti dalam sebuah film yang sedang berlangsung. Saya teringat wajah dari istri saya. Timbul pertanyaan, apakah saya masih sempat bertemu dengan istri dan anak saya? atau inilah akhir hidup saya?. Dalam kegalauan dan kebingungan saya, terngiang kembali kata-kata dari lagu yang sebetulnya akan kami bawakan bahwa sesungguhnya saya mengetahui suatu cinta yang tanpa batas yang berasal dari Allah semata. Saya di mobil dan teman-teman di lokasi pementasan, kami bernyanyi bersama-sama. Pada waktu saya mulai menyanyi dan terus berusaha mengenang atau mengingat lagi kata-kata lagu itu, saya merasakan ada satu penghiburan dan damai yang sulit untuk diceritakan karena saya tidak terlalu bingung lagi. Saya bisa lebih pasrah dan berserah pada Tuhan.

Penyertaan Tuhan terus bekerja dalam banyak keadaan
Setibanya saya di rumah sakit, saya dibawa memasuki lorong-lorong. Dalam perjalanan memasuki lorong-lorong itu saya hanya bisa menatapi langit-langit. Dan dari satu ruang ke ruangan yang lain itu saya melihat salib tergantung di diatas pintu-pintu. Dan salib Yesus itu memberikan suatu kekuatan tambahan dalam iman saya. Saya merasa sungguh-sungguh ada pengharapan dalam Tuhan saya. Saya yakin sekali bahwa Tuhan tidak akan membiarkan saya sendirian.

Iman inilah yang menjadi dasar Paul untuk bertindak
Tiba-tiba di dalam hati ada perasaan ingin mencoba sekali lagi. Apakah tangan saya ini sungguh-sungguh bisa dipakai?. Saya berusaha memegang tepi dari ranjang itu dan ternyata bisa!. Itu adalah sesuatu yang luar biasa sekali karena saya sangat kaget. Saya memiliki lagi kemampuan untuk mengendalikan tangan saya!. Saya lalu mencoba dengan kaki kiri saya. Saya angkat kaki kiri saya dan ternyata berhasil juga, puji Tuhan!. Ini adalah sesuatu yang luar biasa yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Saya merasakan satu sukacita yang luar biasa.

Usaha Paul tidak berhenti dan keajaiban-pun terus tercipta
Saya lalu meremas-remas tepi ranjang itu. Saya lalu mengangkat-angkat kaki saya. Saya lihat memang ada suster-suster yang keheranan mengapa saya melakukan hal itu. Tetapi saya sungguh-sungguh tidak mau kehilangan kemampuan yang saya peroleh untuk mengendalikan tangan dan kaki saya.

Dr. Stephanie setuju jika hal ini sungguh-sungguh suatu mujizat
Untuk penyakit stroke memang lebih mudah mencegah daripada mengobatinya. Seperti kita ketahui bahwa banyak penderita penyakit stroke yang mengalami kematian atau minimal mengalami cacat seumur hidup. Seperti kita ketahui, kalaupun pasien itu hidup maka pasien akan mengalami kelumpuhan atau sulit mengingat, sulit berbicara, wajahnya mencong dan lain sebagainya. Banyak hal yang dapat membuat pasien menderita. Maka jikalau ada seseorang yang terbebas dari penyakit stroke ini atau melewatinya tanpa meninggalkan bebas apapun juga dalam tubuhnya, pasti orang ini akan sangat bersyukur.

Melalui ujian ini Paul Zakaria menyadari betapa baiknya Tuhan itu
Melalui pengalaman ini saya sungguh yakin bahwa sesungguhnya Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati. Dia menyelamatkan orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar itu bisa banyak, tetapi Tuhan akan melepaskan dia dari semuanya itu. Dan saya merasa betapa Tuhan itu sungguh baik. Tuhan tidak pernah melalaikan suara anak-anaknya yang minta tolong kepadaNya.

Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah. (Mazmur 34:18-21)

Sumber Kesaksian: Paul Zakaria (jawaban.com)