Friday, 8 May 2009, 2:03 | Category : Kesembuhan
Tags : Kesaksian, Kisah Nyata, Mujizat Keselamatan, Mujizat Kesembuhan, selamat dari maut, sembuh dari stroke
Saya Paul Zakaria, seorang pengusaha di kota Malang. Yang saya ingin bagikan saat ini adalah satu keindahan dalam kehidupan saya pribadi.
Paduan suara itu merupakan satu kegemaran saya yang lain. Pagi itu ketika saya menuju ke lokasi pementasan, saya masih sempat mengadakan persiapan pra pementasan bersama beberapa anggota paduan suara. Kebetulan saya duduk di barisan pertama di depan. Ketika pemimpin acara itu mengajak hadirin untuk berdiri, saya kaget sekali karena saya terjatuh kembali di tempat duduk.
Ternyata Paul Zakaria menderita serangan stroke mendadak
Waktu itu mulut saya terbuka sebelah dan tanpa saya sadari air liur saya menetes keluar. Ketika saya berjalan, saya sungguh kaget karena kaki kiri tidak bisa dipakai lagi untuk melangkah. Saya terpaksa dibopong diatas pundak kawan-kawan dan dibawa masuk ke dalam sebuah kijang.
Dr. Stephanie Pangau MPh. berkomentar untuk keadaan seperti ini
Kalau kita berjumpa dengan seorang pasien yang jika berbicara lidahnya pelo, mulutnya mencong dan jika berjalan itu seperti menyeret dengan keluhan tenaganya habis tersedot, dia juga mengalami pusing dan vertigo, itu bisa kita simpulkan bahwa dia mengalami serangan stroke. Stroke sendiri ada berbagai bentuk yaitu stroke yang ringan, sedang ataupun berat. Apabila serangan ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka akan sangat berbahaya bagi jiwa si pasien karena dia dapat mengalami kecacatan seumur hidup atau bahkan dapat menyebabkan meninggal.
Pikiran Paul Zakaria sangat bingung menghadapi keadaan ini
Di mobil itu saya melihat kehidupan saya seperti dalam sebuah film yang sedang berlangsung. Saya teringat wajah dari istri saya. Timbul pertanyaan, apakah saya masih sempat bertemu dengan istri dan anak saya? atau inilah akhir hidup saya?. Dalam kegalauan dan kebingungan saya, terngiang kembali kata-kata dari lagu yang sebetulnya akan kami bawakan bahwa sesungguhnya saya mengetahui suatu cinta yang tanpa batas yang berasal dari Allah semata. Saya di mobil dan teman-teman di lokasi pementasan, kami bernyanyi bersama-sama. Pada waktu saya mulai menyanyi dan terus berusaha mengenang atau mengingat lagi kata-kata lagu itu, saya merasakan ada satu penghiburan dan damai yang sulit untuk diceritakan karena saya tidak terlalu bingung lagi. Saya bisa lebih pasrah dan berserah pada Tuhan.
Penyertaan Tuhan terus bekerja dalam banyak keadaan
Setibanya saya di rumah sakit, saya dibawa memasuki lorong-lorong. Dalam perjalanan memasuki lorong-lorong itu saya hanya bisa menatapi langit-langit. Dan dari satu ruang ke ruangan yang lain itu saya melihat salib tergantung di diatas pintu-pintu. Dan salib Yesus itu memberikan suatu kekuatan tambahan dalam iman saya. Saya merasa sungguh-sungguh ada pengharapan dalam Tuhan saya. Saya yakin sekali bahwa Tuhan tidak akan membiarkan saya sendirian.
Iman inilah yang menjadi dasar Paul untuk bertindak
Tiba-tiba di dalam hati ada perasaan ingin mencoba sekali lagi. Apakah tangan saya ini sungguh-sungguh bisa dipakai?. Saya berusaha memegang tepi dari ranjang itu dan ternyata bisa!. Itu adalah sesuatu yang luar biasa sekali karena saya sangat kaget. Saya memiliki lagi kemampuan untuk mengendalikan tangan saya!. Saya lalu mencoba dengan kaki kiri saya. Saya angkat kaki kiri saya dan ternyata berhasil juga, puji Tuhan!. Ini adalah sesuatu yang luar biasa yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Saya merasakan satu sukacita yang luar biasa.
Usaha Paul tidak berhenti dan keajaiban-pun terus tercipta
Saya lalu meremas-remas tepi ranjang itu. Saya lalu mengangkat-angkat kaki saya. Saya lihat memang ada suster-suster yang keheranan mengapa saya melakukan hal itu. Tetapi saya sungguh-sungguh tidak mau kehilangan kemampuan yang saya peroleh untuk mengendalikan tangan dan kaki saya.
Dr. Stephanie setuju jika hal ini sungguh-sungguh suatu mujizat
Untuk penyakit stroke memang lebih mudah mencegah daripada mengobatinya. Seperti kita ketahui bahwa banyak penderita penyakit stroke yang mengalami kematian atau minimal mengalami cacat seumur hidup. Seperti kita ketahui, kalaupun pasien itu hidup maka pasien akan mengalami kelumpuhan atau sulit mengingat, sulit berbicara, wajahnya mencong dan lain sebagainya. Banyak hal yang dapat membuat pasien menderita. Maka jikalau ada seseorang yang terbebas dari penyakit stroke ini atau melewatinya tanpa meninggalkan bebas apapun juga dalam tubuhnya, pasti orang ini akan sangat bersyukur.
Melalui ujian ini Paul Zakaria menyadari betapa baiknya Tuhan itu
Melalui pengalaman ini saya sungguh yakin bahwa sesungguhnya Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati. Dia menyelamatkan orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar itu bisa banyak, tetapi Tuhan akan melepaskan dia dari semuanya itu. Dan saya merasa betapa Tuhan itu sungguh baik. Tuhan tidak pernah melalaikan suara anak-anaknya yang minta tolong kepadaNya.
Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu; Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah. (Mazmur 34:18-21)
Sumber Kesaksian: Paul Zakaria (jawaban.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar