Senin, 28 Oktober 2013

Galaksi Terjauh di Jagat Raya Ditemukan

Ilustrasi galaksi z8_GND_5296, galaksi terjauh di semesta. | BBC

KOMPAS.com - Tim astrinom internasional menemukan galaksi yang paling jauh di jagat raya.

Galaksi tersebut berjarak 30 miliar tahun cahaya dari Bumi dan membantu astronom memahami apa yang terjadi sesaat setelah Dentuman Besar atau Big Bang.

Galaksi tersebut ditemukan lewat hasil analisis data Teleskop Hubble. Sementara, jaraknya dikonfirmasi dengan teleskop yang berbasis di Observatorium Keck, Hawaii.

Penemuan galaksi ini dipublikasikan di jurnal Nature.

Karena lamanya cahaya bergerak di antariksa mencapai Bumi, astronom memperkirakan bahwa galaksi itu berasal dari masa 13,1 miliar tahun lalu. Jaraknya kini 30 miliar tahun cahaya karena semesta terus mengembang.

Pimpinan tim penelitian, Steven Finkelstein dari University of Texas di Austin, mengatakan, "Ini adalah galaksi paling jauh yang kami konfirmasi. Kita melihat galaksi ini seperti 700 juta tahun setelah Big Bang."

Galaksi itu sendiri dinamai z8_GND_5296.

Astronom mengukur jarak galaksi tersebut dengan menganalisis warnanya.

Karena semesta mengembang dan setiap benda menjauhi manusia, gelombang cahaya juga merenggang. Hal ini membuat suatu obyek lebih merah dari yang sebenarnya.

Astronom menyusun tingkat perubahan warna menjadi merah itu dalam sebuah skala yang disebut redshift.

Astronom menemukan, redshift galaksi itu adalah 7,51. Ini lebih besar dari redshift galaksi yang dianggap terjauh sebelumnya, 7,21.

Angka tersebut membuat galaksi ini ditetapkan sebagai yang terjauh untuk saat ini.

Galaksi itu sendiri sangat kecil, hanya 1-2 persen massa Bimasakti dan kaya unsur berat.

Namun demikian, galaksi itu punya karakteristik yang mengejutkan, mampu mengubah debu menjadi bintang baru dalam kecepatan yang mengagumkan, ratusan kali lebih cepat dari Bimasakti.

Ini adalah galaksi berjarak jauh kedua yang punya tingkat produksi bintang mengagumkan.

Finkelstein mengatakan, "salah satu yang menarik saat mempelajari semesta adalah mempelajari yang ada di batas-batas dan bahwa mereka mengungkapkan sesuatu tentang proses fisika apa yang mendominasi pembentukan dan evolusi galaksi."

"Yang mengagumkan dari galaksi ini bukan hanya jaraknya, ini juga istimewa," katanya.

Meski demikian, dalam beberapa tahun ke depan, dengan James Webb Sace Telescope milik NASA, astronom pasti dapat menemukan galaksi yang lebih jauh.

Menanggapi hasil riset ini, Alfonso Aragon-Salamanca dari University of Nottingham, mengungkapkan bahwa temuan ini sangat penting namun pencarian harus terus dilanjutkan.

"Semakin jauh kita mengeksplorasi, semakin dekat kita menuju penemuan bintang pertama yang terbentuk di semesta," katanya seperti dikutip BBC, Rabu (23/10/2013).

Namun, Stephen Serjeant dari Open University menuturkan bahwa analisis redshift untuk menentukan jarak galaksi menantang. Tapi, banyak klaim galaksi terjauh setelah dianalisis lagi ternyata berada lebih dekat dari yang diduga.

Sumber: Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar