Selasa, 04 Februari 2014

Mamalia Laut Yang Bisa Ketawa

Pembantaian lumba-lumba di Taiji, Jepang memicu kecaman di seluruh dunia. Mamalia laut ini memiliki kedekatan emosi lebih erat dengan manusia. Mungkin karena suaranya yang mirip ketawa atau kecerdasannya?

1.  Lumba-Lumba Sahabat Kita

Delfin und Seelöwe 
Tidak ada binatang laut yang bisa menyentuh emosi manusia lebih kuat ketimbang lumba-lumba. Alasannya, mungkin karena mamalia ini tergolong binatang paling cerdas atau karena tampilannya yang seolah selalu tertawa.

2. Binatang Menyusui

Delfinbaby 
 
Mungkin kedekatannya dengan manusia, karena lumba-lumba juga tergolong binatang menyusui. Induk lumba-lumba lazimnya juga hanya melahirkan seekor anak yang harus disusui. Tampilan bayi lumba-lumba juga dianggap amat lucu.  

3. Berburu Lumba-Lumba


 Taiji: Jagd auf Delfine 
 
Perburuan dan pembantaian lumba-lumba di teluk Taiji, Jepang yang digelar rutin setiap tahun, memicu amarah di seluruh dunia. Nelayan di Taiji biasanya menggiring gerombolan lumba-lumba ke teluk dan membantainya untuk konsumsi.  

4. Binatang Sosial
 
Delfinschule 
 
Lumba-lumba berorientasi pada sistem sonar. Nelayan Jepang biasanya membuat suara bising di bawah permukaan laut, yang membuat mamalia ini kebingungan, dan dengan mudah menggiringnya ke teluk Taiji. Lumba-lumba adalah binatang sosial yang hidup berkelompok.
 
5. Banjir Darah
 
Delfinjagd in Japan 
Orang luar dicegah supaya tidak banyak tahu mengenai perburuan brutal lumba-lumba itu. Tapi air berwarna merah darah sangat mencurigakan. Karena itu nelayan Taiji sekarang mengubah cara pembantaian lumba-lumba. Mereka menombak otak lumba-lumba dengan batangan logam dan menutup lubang lukanya dengan sejenis gabus.  

6. Bisnis Menggiurkan
 
Delfin-Training 
Kebanyakan lumba-lumba yang dibantai diambil dagingnya untuk dijual dan dikonsumsi. Tapi binatang yang paling cantik dijual hidup ke akuarium lumba-lumba di seluruh dunia. Harga seekor lumba-lumba besar dibanderol 150.000 Dollar. Sementara bayi lumba-lumba albino yang langka, bisa mencapai harga setinggi 500.000 Dollar.  

7. Lumba-Lumba dalam Akuarium
 
Delfine im Delfinarium in Duisburg 
Jenis lumba-lumba besar biasanya dipelihara di akuarium atau taman wisata air. Jenis ini terkenal bisa melakukan akrobat dan atraksi menarik lainnya, serta bisa berkembang biak dalam bak peliharaan.  

8. Cerdas dan Mudah Diajar
 
Delfintrainerin Marion Schenner und ihr Delfin 
Lumba-lumba mudah diajar dan dilatih untuk melakukan atraksi atau show. Tapi akuarium lumba-lumba juga kontroversial. Penentangnya menyebutkan, amat kejam menahan binatang cerdik dalam kolam, karena lumba-lumba juga bisa merasakan penderitaan layaknya manusia.  

9. Bintang Film dan Serial TV
 
Dreharbeiten zum Film Das Delphinwunder 
Lumba-lumba memiliki volume otak cukup besar dan jaringan selaput otak cukup kompleks. Karena itu, binatang laut yang cerdas ini bisa diajari beraksi di depan kamera. Yang paling terkenal, lumba-lumba dalam serial TV "Flipper". Tapi di balik layar terdengar berita tak sedap, seekor lumba-lumba bunuh diri saat produksi film itu.  

10. Dilatih Misi Militer
 
Mitarbeiter der US-Navy mit Delfin 
Angkatan laut Amerika Serikat bahkan melatih lumba-lumba untuk misi militer. Binatang ini dilatih untuk membawa ranjau laut ke kapal musuh atau dididik menjinakkan ranjau. Untuk tugas militer, tampilan bersahabat mamalia laut ini sama sekali tidak dipedulian.  

Sumber: dw.de

Kisah Para Pendiri Facebook

Facebook, yang sekarang berusia 10 tahun, pertama-tama didirikan di kamar sebuah asrama Harvard tahun 2004. Nama salah satu pendirinya, Mark Zuckerberg, identik dengan miliarder. Bagaimana nasib pendiri yang lain?
Dalam waktu singkat, Facebook menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari milyaran warga dunia. Salah seorang pendirinya Mark Zuckerberg memaparkan misi awal Facebook dengan kalimat "menjadikan dunia lebih terbuka dan lebih terhubung".
Sementara Zuckerberg meneruskan karirnya di Facebook, rekan-rekannya di Harvard University yang turut mendirikan jejaring sosial, telah beralih ke bidang lain. Berikut kisah beberapa pendiri, sepuluh tahun setelah "kelahiran" Facebook.
Bos Facebook Mark Zuckerberg
Di usia 29 tahun, direktur eksekutif Facebook ini masih berkuasa di jejaring sosial raksasa tersebut. Ia pemegang 29% saham dan 56% hak suara.
Zuckerberg telah menjadi sosok terkenal di komunitas teknologi. Ia mendirikan kelompok lobi di Washinton bernama FWD.us yang memperjuangkan reformasi imigrasi dan pendidikan.
Majalah Forbes memperkirakan kekayaannya mencapai 19 milyar Dolar AS September tahun lalu yang menjadikannya orang ke 20 terkaya di Amerika Serikat. Namun, menurut perusahaan intelijen pasar Wealth-X, lonjakan nilai pasar Facebook menambah pundi-pundi Zuckerberg menjadi 29,7 juta Dolar.
Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan
Ia dan istrimya Priscilla Chan dikenal sebagai pasangan yang dermawan. Mereka telah menyumbang lebih dari 1 milyar Dolar AS untuk kepentingan banyak orang. Termasuk turut mendirikan yayasan Silicon Valley dan sekolah umum di New Jersey.
Walau tersohor dan kaya, Zuckerberg masih paling suka memakai sweater.
Chris Hughes Jadi Pemilik Majalah
Hughes, 30, yang lulus dari Harvard tahun 2006, menjadi terkenal setelah memimpin kampanye jejaring sosial bagi Barack Obama di tahun 2008. Sukses Hughes dianggap sebagai kunci utama dalam keberhasilan kampanye presiden tersebut.
Tahun 2012, Hughes membeli majalah The New Republic "untuk membantu masa depan jurnalisme substantif di era digital," demikian menurut situs majalah tersebut. Hughes menjabat sebagai penerbit dan kepala redaksi. Hughes juga mengelola perusahaan modal ventura dan layanan jejaring sosial non profit.
Hindari Pajak AS, Saverin Pindah ke Singapura
Eduardo Saverin, 31, warga Amerika keturunan Brasil ini, menanggalkan kewarganegaraan AS dan pindah ke Singapura sebelum Facebook melakukan Initial Public Offering (IPO). Langkah yang bisa menghemat ratusan juta Dolar untuk pajak.
Tahun lalu ia mengatakan akan tetap bermukim di Asia dan berharap bisa sukses sebagai investor teknologi. Menurut Forbes nilai kekayaannya mencapai 2,65 milyar Dolar Agustus tahun lalu dan menjadikannya orang kaya ketujuh di Singapura.
Dalam film "The Social Network" yang dirilis 2010, Saverin digambarkan sebagai teman dekat Zuckerberg yang menyediakan dana awal untuk startup tersebut sebelum mereka berselisih dan memutuskan untuk tidak lagi bekerja sama.
Dari Facebook ke Asana
Sama seperti Zuckerberg, Dustin Moskovitz berusia 29 tahun dan tidak tamat kuliah di Harvard. Tahun 2008, ia meninggalkan Facebook untuk mendirikan perusahaannya sendiri. Asana, app untuk situs internet dan smartphone yang bertujuan mewujudkan kerjasama tim tanpa email. Forbes memperkirakan kekayaannya sebesar 5,2 milyar berdasarkan sahamnya di Facebook.
Si Kembar Winklevoss
Saudara kembar Tyler dan Cameron Winklevoss menuduh Zuckerberg mencuri ide mereka. Tahun 2008 tercapai kesepakatan mengenai hal itu. Winklevoss dan teman sekelas mereka Divya Narenda mendapat 20 juta Dolar tunai dan saham senilai 45 juta Dolar.
Film The Social Network mengangkat kisah Zuckerberg mendirikan Facebook
Mereka kemudian berusaha membatalkan kesepakatan tersebut untuk mendapat lebih banyak uang lagi, setelah Facebook menjadi semakin besar. Namun, usaha mereka gagal. Dana yang ada mereka gunakan untuk meluncurkan perusahaan modal ventura. Tahun lalu, kedua mantan atlet dayung ini mendaftarkan rencana untuk penawaran saham perdana (IPO) bagi Winklevoss Bitcoin Trust yang mengijinkan investor untuk memperoleh akses bagi mata uang virtual tersebut.
Sean Parker Sebagai Mentor
Ia tidak kuliah di Harvard, tapi Parker, pendiri situs berbagi musik Napster, berteman dengan Zuckerberg dan menjadi mentor serta penasehat bagi startup tersebut.
Parker menjadi presiden direktur pertama Facebook tahun 2004 dan menggaet investor besar pertama bagi perusahaan tersebut, Peter Thiel. Menurut beberapa pihak, Parker mengenali potensi Facebook untuk menjadi sesuatu yang punya dampak besar.
Parker kemudian bergabung dengan Thiel sebagai mitra dalam manajemen The Founders Fund, perusahaan investasi modal ventura.
vlz/ml (afp, ap)

DW.DE

Ditemukan, Fosil 'Monster Danau' Berusia 205 Juta Tahun

Spesies dinosaurus baru dari jenis phytosaurus.

 Fosil Monster Danau
Fosil Monster Danau (ibtimes)

Ahli paleontologi Museum of Texas Tech University menegaskan temuan fosil di Danau wilayah Texas merupakan spesies dinosaurus baru dari jenis phytosaurus, yang hidup pada masa Triassic akhir, atau sekitar 205 juta tahun lalu. 

Dilansir Ibtimes, Senin 3 Febuari 2014 fosil kepala dengan panjang 5,2 meter itu mirip dengan buaya pada zaman modern saat ini. 

Fosil tersebut adalah salah satu dari dua fosil ini sudah ditemukan pada 2001 silam di sebuah peternakan Texas Panhandle. Fosil pertama ditemukan dalam kondisi kurang baik sedangkan fosil kedua memiliki moncong sepanjang 0,6 meter. Peneliti terkejut dengan temuan ini.

"Kami semua kagum dengan jenis ini. Fosil moncong kurus ini telah lama. Tapi ini sedikit berbeda dari tengkorak pyhtosaurus yang ditemukan sebelumnya," ujar Doug Cunningham, asisten peneliti lapangan Museum of Texas Tech University yang juga pemimpin studi dalam sebuah pernyataan. 

Setelah didalami, didiskusikan selama 12 tahun, peneliti memutuskan fosil itu merupakan jenis phytosaurus baru. Fosil itu akhirnya dinamai  Machaeroprosopus lottorum, menyesuaikan pemilik peternakan.

Sementara peneliti lain dalam studi, Bill Mueller, menjelaskan pada dasrnya fosil yang ditemukan itu sama dengan gaya hidup buaya modern, termasuk tinggal di dalam dan sekitar air, makan ikan atau hewan apapun yang berada di pinggiran sungai dan danau. 

"Tapi perbedaan besarnya pada lubang luar, yaitu hidungnya," ujar Bill yang juga asisten kurator paleontologi Museum of Texas Tech University.

Habitat spesies baru ini diperkirakan hidup dan berkembang di lahan hutan subur Amerika Utara atau Amerika Serikat bagian Selatan. Melihat strukturnya, spesies ini juga dijuluki 'monster rawa'.

Meski mengejutkan peneliti, spesies Machaeroprosopus lottorum bukanlah spesies seperti buaya terbesar dalam catatan sejarah. Pada 2012 lalu, peneliti mengungkap sisa fosil predator sepanjang 8,2 meter, Crocodylus thorbjarnarsoni. Peneliti mengatakan spesies ini hidup di danau dalam di Kenya sekitar 2 sampai 4 juta tahun lalu.

Temuan studi ini telah dipublikasikan dalam  jurnal Earth and Environmental Science Transactions of the Royal Society of Edinburgh.

viva.co.id

Ditemukan, Fosil Dinosaurus Terbesar yang Pernah Ada

Yongjinglong datangi diperkirakan mempunyai panjang 60 meter.

Ilustrasi dinosaurus jenis Yongjinglong datangi
Ilustrasi dinosaurus jenis Yongjinglong datangi (http://cutpen.com)
Tim paleontolog  University of Pennsylvania menemukan fosil dinosaurus raksasa di China, yang dinamai Yongjinglong datangi.

Fosil tersebut diperkirakan menjadi salah satu spesies hewan terbesar yang pernah berjalan di Bumi. Yongjinglong datangi tercatat memiliki panjang 60 meter.

Dilansir io9, Senin 3 Febuari 2014, dinosaurus raksasa itu hidup di wilayah China pada periode Cretaceous awal, sekitar 100 juta tahun silam.

Spesimen dinosaurus yang ditemukan masih tergolong remaja, namun sudah memiliki panjang hingga 60 meter.

Sebagai gambaran spesies raksasa ini, dapat dibandingkan dengan Alamosaurus, spesies titanosaurus yang berukuran sangat besar.

Tim peneliti mengakui, tidak banyak menemukan spesimen mengingat hanya menemukan tiga gigi, delapan tulang belakang, tulang pundak, tulang lengan serta tulang hasta dari kaki kanan fosil tersebut.

Namun, potongan fosil itu sudah cukup untuk menyimpulkan temuan peneliti itu merupakan spesies yang sama sekali baru. Fosil ini juga dianggap sebagai salah satu titanosaurus yang terbagus yang pernah ditemukan.

Temuan fosil itu dianggap unik bukan hanya dari sisi ukuran yang tergolong luar biasa besar. Peneliti juga menyoroti tulang pundak yang aneh, yakni saat dipasangkan dengan cara konvensional, tulang pundak tak cocok dengan tubuh fosil. Tulang itu berorientasi pada sudut 50 derajat dari sisi horisontal.
 
 
 
viva.co.id

Ingat... "Online Learning" Bukan Kelas Kacangan!

Saat berdiskusi mengenai masalah-masalah itu, lanjut dia, mahasiswa belajar melihat kegiatan sehari-hari. Mereka lalu diminta menganalisa, misalnya kebijakan apa yang harus diambil ketika menjadi seorang direktur atau manajer di sebuah perusahaan multinational cooperation (MNC)

Selama ini, memang, stereotipe yang muncul pada sistem pendidikan online adalah jauh tertinggal dibandingkan sistem pembelajaran kelas konvensional atau tatap muka. Bahkan, metode online dianggap "kelas kacangan".

"Banyak yang melihat kalau sistem pendidikan online itu low quality alias kacangan. Nah, stereotipe itulah yang harus kami edukasi ke masyarakat," kata Program Director MM Executive BINUS Business School, Tubagus Hanafi Soeriaatmadja, saat berbincang dengan Kompas.com di Jakarta, akhir Januari lalu.

Hanafi berpijak pada sebuah survei di salah satu universitas di Amerika Serikat yang menyebutkan, jika murid kelas konvensional dengan murid kelas online diuji bersama-sama, maka ditemukan hasil sebanyak 90-100 persen siswa kelas online memperoleh nilai di atas C dan hanya 60 persen siswa kelas konvensional yang mendapatkan nilai di atas C.

Berdasarkan survei itu, siswa kelas online terbukti memiliki banyak keunggulan (Baca: Mengapa Siswa Kelas "Online" Lebih Unggul dari Kelas Konvensional?). Semua materi dan diskusi mengenai pembelajaran dapat diulang kembali.

Sistem ini jelas berbeda dengan kelas konvensional, dimana siswa harus mencatat. Apabila lupa mencatat, maka materi yang diberikan ke siswa hanya "masuk telinga kanan, keluar telinga kiri".

"Karena itulah, BINUS Business School meluncurkan program kuliah berbasis teknologi, yaitu MM Online. MM Online ini merupakan program Master in Management atau MM yang sebagian besar proses belajar mengajarnya menggunakan teknologi atau online," kata Hanafi.

Hanafi menjelaskan bahwa program sudah mulai diujicoba pada Desember 2013 dan mulai aktif dijalankan pada Februari 2014 ini memiliki beberapa target pencapaian. Ia melihat terbentuknya MM Online ini sebagai sebuah tantangan sekaligus peluang.

"Salah satunya itu tadi, untuk menghapus stereotipe masyarakat mengenai sistem pendidikan online dan mahasiswanya yang jauh tertinggal dengan mahasiswa kelas konvensional. Padahal sebaliknya, mereka lebih unggul," kata Hanafi.


Sistem ini jelas berbeda dengan kelas konvensional, dimana siswa harus mencatat. Apabila lupa mencatat, maka materi yang diberikan ke siswa hanya"Selain mahasiswanya akan mendapat gelar, mereka juga akan memiliki network dan efektif berbisnis di sini," pungkas Hanafi.
Analitikal dan kreatifitas

"Hampir semua universitas ternama di dunia saat ini telah masuk atau beralih menggunakan sistem online. Kualitas pendidikan tetap terjaga, hanya saja metode perkuliahannya yang diubah. Melalui sistem online itu pihak penyelenggara pendidikan juga bisa membuka jaringan seluas-luasnya kepada mahasiswa dari satu kota dengan kota lain, bahkan dengan negara lainnya," lanjut Hanafi.

Upaya menyelenggarakan MM Online di BINUS Business School ini, misalnya. Universitas Bina Nusantara (Binus University) selama empat tahun ini telah serius mengembangkan metode perkuliahan secara online, terutama untuk jenjang sarjana (S-1). Berbekal pengalaman itu, lanjut Hanafi, dapat disimpulkan bahwa apabila seorang siswa mampu belajar menggunakan teknologi tinggi, maka hal itu akan menumbuhkan rasa percaya diri yang besar di dalam dirinya.

"Dari survey yang kami dapatkan itu kami semakin yakin bahwa sistem online semakin unggul. Maka, tugas kami sekarang adalah mensosialisasikan ke masyarakat, bahwa edukasi dengan sistem online itu sama dengan edukasi yang telah ada sebelumnya. Bahkan memiliki kemungkinan menghasilkan nilai lebih bagus dibandingkan dengan kelas face to face," ujar Hanafi.

Hanafi memaparkan, ada dua pendekatan dilakukan oleh pihak universitas untuk menjalankan metode MM Online ini. Pendekatan pertama adalah pendekatan kemampuan analitikal situasi dan pendekatan kreatifitas (MM Online... Sedikit Tatap Muka, Kualitas Belajar Tetap Canggih!).

"Bicara mengenai pendekatan analitikal, kami menerapkannya dengan menggunakan studi kasus yang ada di sekitar kita. Misalnya, studi kasus marketing Indonesia, seperti Coca-Cola, Indosat, maupun Astra," kata Hanafi.

Saat berdiskusi mengenai masalah-masalah itu, lanjut dia, mahasiswa belajar melihat kegiatan sehari-hari. Mereka lalu diminta menganalisa, misalnya kebijakan apa yang harus diambil ketika menjadi seorang direktur atau manajer di sebuah perusahaan multinational cooperation (MNC) sekelas instansi-instansi tadi.

"Sementara dalam pendekatan kreatifitas, mahasiswa akan dipaksa membuat sebuah proyek yang akan menonjolkan daya juang mereka, kreatifitas mereka. Selain menggunakan powerpoint, mahasiswa diwajibkan membeli buku referensi atau pegangan sepanjang kuliah," tutur Hanafi.

Melalui MM Online ini, Hanafi juga berharap dapat menambah aksesibilitas perusahaan atau industri terhadap pendidikan. Dengan sistem online, mahasiswa tak lagi akan memusingkan jadwal kuliah maupun kondisi jalan macet yang selalu mendera Jakarta.

"Untuk tahap pertama, program MM Online masih menggunakan bahasa Indonesia dan terfokus pada marketing di Indonesia. Kedepannya, perkuliahan di MM Online menggunakan bahasa Inggris yang aktif. Kami juga membuka kesempatan mahasiswa asing untuk mendapat gelar master bisnis di Indonesia," ujarnya.

Hanafi mengaku, keberadaan Binus University di Indonesia saat ini bukan hanya sebagai pasar bagi para mahasiswa lokal, namun juga bagi para mahasiswa internasional. Dia bilang, pertumbuhan yang menarik dari bisnis asing itu ada di Indonesia.

Kompas.com

Ahli Matematika Bisa Atasi Kemacetan Lho

Ilustrasi. (Foto: berklee.edu) Ilustrasi. (Foto: berklee.edu)
 
        Kemajuan ekonomi di perkotaan mempunyai daya tarik yang besar sehingga menimbulkan kompleksitas kehidupan di perkotaan seperti rumitnya pengelolaan transportasi, pengelolaan lingkungan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Kompleksitas masalah yang dihadapi perkotaan membutuhkan studi yang komprehensif dan melibatkan banyak bidang ilmu, termasuk matematika. Karena itu Fakultas Matematika dan IPA Universitas Indonesia (FMIPA UI) dapat berperan dalam menganalisa masalah, memodelkan penyelesaian, simulasi penyelesaian dan implementasi penyelesaian atas masalah tersebut. Hal itu menjadi topik diskusi dalam Seminar Nasional Matematika 2014.

Seminar Nasional Matematika 2014 diselenggarakan oleh Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) bekerjasama dengan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Padjajaran (Unpad).

Secara bersamaan dengan seminar tersebut dilaksanakan pula Presentasi Makalah Paralel yang dibagi atas beberapa bidang seperti Analisis dan Geometri, Aljabar, Statistika dan aplikasinya, Matematika Keuangan dan Aktuaria, Kombinatorika, Komputasi, Pendidikan Matematika, Optimisasi, Pemodelan Matematika dan bidang terapan lainnya.

Kepala Bidang Litbang Perhubungan Kementerian Perhubungan RI, Dr Elly Adriani Sinaga Msc mengatakan Indonesia memiliki banyak ahli matematika. Namun sayangnya para ahli matematika itu belum banyak dimanfaatkan untuk penataan kota. Hasilnya, perencanaan kota pun menjadi tak maksimal. Contohnya adalah terjadinya kemacetan di kota-kota besar, seperti di DKI Jakarta.

"Untuk perencanaan kota itu juga dibutuhkan kemampuan analitis. Meski begitu, pola pendekatan yang dilakukan tidak menggunakan model matematika. Indonesia memiliki banyak ahli matematika," katanya di FMIPA UI, Sabtu, 1 Februari 2014.

Elly mencontohkan bahwa setiap penerbitan IMB terhadap gedung-gedung tinggi dan pusat perbelanjaan harus dilengkapi dengan analisis dampak lingkungan dan lalu lintas. Namun karena pendekatannya tidak menggunakan pola matematika maka terjadi kemacetan. Di antaranya di Plasa Semanggi dan di Cibubur.

Menurut Elly, salah satu kebijakan transportasi yang menggunakan model matematika adalah pembangunan Monorail Rapid Transportation (MRT). Dengan model matematika maka dapat diketahui rute dan kebutuhan perjalanan MRT.

"Untuk software transportasi itu dibeli di luar negeri. Indonesia sebenarnya memiliki big data, tinggal menyinergikan Kementerian Perhubungan dengaan Kementerian Informatika dan Komunikasi," tutupnya.

okezone.com